Setiap sore menjelang berbuka puasa, Mimi menemani Mama merawat tanaman di pekarangan depan rumah. Kali ini, ada yang istimewa. Bukan sekadar menyirami bunga saja seperti biasa. Mama baru membeli beberapa macam bunga lagi untuk ditanam.
“Ma, bunganya tambah banyak, ya?” Tanya Mimi. Mama mengiyakan.
Tangan Mama sibuk mencabuti rumput-rumput kecil yang tumbuh di pot bunga.
“Mimi boleh bantu, enggak, Ma?” Mimi ikut berjongkok dekat Mama."Sini, bantu cabuti rumput-rumput kecil yang ada di pot, ya. Pakai sarung tangan dulu."
Mama mengambil sarung tangan plastik dan mencontohkan cara mencabut rumput.Mimi mengangguk senang. Ia paling suka membantu Mama. Ia selalu berusaha membantu Mama, sekecil apapun bantuannya.
“Ma, ini cabut jangan, ya?” Hampir saja Mimi mencabut anak bunga bakung yang baru tumbuh di sebelah bunga bakung yang besar.
Mama menggeleng. Matanya agak melotot. Hampir saja copot jantung Mama. Khawatir Mimi mencabut bunga, bukannya rumput.
Tapi anak perempuan Mama yang baru berusia lima tahun itu malah bersenandung riang saat Mama melihat ke arahnya. Sambil mencabuti rumput liar seperti yang dicontohkan Mama. Mama tertawa kecil. Berusaha ikhlas kalau ada yang salah tercabut.
Tiba-tiba...